Di peluk sang waktu Matahari tenggelam
Dengan sejuta keindahan

Tak ada lagi keresahan
Yang nampak dari sorot mentari
Ia sambut malam
Dengan cakrawala jingga

Aku di peluk senja
Dalam sebuah keindahan
Dalam nuansa jingga
Perlahan namun pasti

Malam akan tiba
Dengan ribuan bintang
Yang menerangi malam

Aku masih di pelukan sang senja
Mengukir asa

Aku adalah Penyair.
Imajinasiku tak henti terus mengalir
Inspirasi datang begitu saja seperti sihir!
Tak terbendung bagai derasnya air
Membisiki ku seperti angin berdesir
Mengungkapkan banyak rasa dan pikir
Memperlihatkan pada ku tentang makna dan hakikat hari akhir

Kadang aku habis pikir
Bagaimana(kah) semua itu bisa terukir
Seperti saat ini aku sedang menulis syair
Kalimat melantang tiba-tiba seperti petir
Hurup tak terhitung bagai gunung pasir
Aksara berhambur di sepanjang pesisir
Segudang kata terukir, sejuta rasa terlahir!

Ungkapan ceplas-ceplos seolah tak berpikir.
Tapi nyatanya bersusun rapi seperti disisir
Diksi ditanam bulir demi bulir
Tak ada yang terlewat tanpa tafsir
Tersurat tak hanya sebutir, makna tersirat berbutir-butir

Pesannya tersembunyi, tak cukup hanya dengan mata dzohir

Menyentuh lembut bak terpaan angin semilir



*Lirik lagu Senja di Kaimana