ROKAN HULU - Kepala Desa Ngaso, Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu,  Andes Siata kepada Wartawan ini mengaku dirinya sudah laporkan di Polda Riau dan dirinya juga sudah diperiksa.

"Ya, sebagai warga negara yang baik dan taat hukum,  Saya  ikuti proses nya. Namun menurut saya tidak benar itu ada dugaan tuduhan itu," kata Kades Ngaso menjawab Konfirmasi wartawan belum lama ini.

Sebelumnya, Kades Ngaso dilaporkan ke Polda Riau atas dugaan penggelapan pendapatan desa, penyalahgunaan wewenang dan pungli oleh mahasiswa, karang taruna, pemuda, Ninik mamak dan Elemen masyarakat desa Ngaso.

Lapdumas itu, Jum'at 18 September 2020, Mahasiswa , karang taruna, pemuda, tokoh masyarakat, dan elemen masyarakat desa Ngaso melaporkan ke Polda Riau kepala desa Ngaso "Andes Siata" atas dugaan penggelapan pendapatan desa, penyalahgunaan wewenang dan pungli yang ada di desa Ngaso.

Sejak tahun 2017 pertama kades Ngaso menjabat sudah terjadi berbagai kasus menyangkut kepala desa Ngaso, dimana kebijakan yang dikeluarkan tidak tepat sasaran dan merugikan masyarakat banyak.

Masalah yang terjadi di desa Ngaso sudah di jembatani oleh tokoh masyarakat, tokoh adat untuk dilakukan mediasi penyelesaian masalah secara adat yang ada didesa Ngaso.

Namun, dari tahun 2017 sampai tahun 2019 kepala desa Ngaso sudah tercatat dua kali menangis di balai adat untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat kepada tokoh masyarakat desa Ngaso pada saat itu, dan tahun 2019 kepala desa Ngaso juga telah dilaporkan ke polres Rokan Hulu oleh tokoh masyarakat desa Ngaso , namun semua yang telah terjadi tidak membuat efek jera kepala desa Ngaso atas kesalahannya.

Puncaknya pada tahun 2020 mahasiswa, karang taruna, pemuda, tokoh masyarakat, tokoh adat dan elemen masyarakat desa Ngaso kembali mempertanyakan tentang kinerja kepala desa Ngaso yang tidak transparan atas segala kinerja dan tanggung jawab, baik itu dari dana pendapatan desa, dana desa, dan bantuan dari pihak ketiga yang tidak transparan yang setiap tahun dilakukan secara berulang mulai dari tahun 2017-2020.

Atas dasar itu, mahasiswa, karang taruna, dan pemuda menyurati BPD untuk melakukan musyawarah evaluasi kinerja pemerintah desa Ngaso.

Pada musyawarah tersebut, seluruh peserta rapat menolak dan meminta kepala desa Ngaso mundur dari jabatannya atas banyak nya dugaan kesalahan yang telah dilakukan.

Terhitung dari mulai bulan Juni 2020  - September 2020 sudah 6 kali dilakukan dengar pendapat atas masalah yang ada di desa Ngaso.

Mahasiswa, karang taruna, pemuda, tokoh adat, tokoh masyarakat dan elemen masyarakat desa Ngaso telah melakukan mediasi dengar pendapat dengan BPD desa Ngaso, pemerintah kecamatan ujung batu, polres Rokan Hulu dan terakhir di DPRD komisi III terkait permasalahan yang ada di desa ngaso namun belum menemukan titik terang atas penyelesaian permasalahan yang ada di desa Ngaso tersebut. (Fah/SHI Group).