Kapolres Bangka Tampar Meja Saat Ditanya Soal Tambang
Senin, 30/12/2019 - 23:21:59 WIB
|
Kiri : Evan Satriadi, Pimpred TerbitanBabel.Com/Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Babel.
Kanan : Kaaf Maijen Komwil Babel LMR RI
|
BANGKA -- Gini hari masih ada aparat penegak hukum (APN) yang bersikap kurang informatif dan ‘bersahabat’ dengan para pegiat pers.
Sikap yang kurang berkenan itu kali ini ditunjukkan korps Tri bharata oleh salah satu Kapolres di Kepulauan Bangka kepada wartawan media online terbitanbabel.com saat ditemui, untuk mengkonfirmasi terkait penambangan timah TI Rajuk Ilegal dikawasan aliran sungai di dusun Kelapa Hutan Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Perlakuan kurang nyaman terhadap wartawan saat melaksanakan tugas jurnalistik diceritakan oleh Randu alias Edo, wartawan asal media daring (terbitanbabel.com) kepada sejumlah jurnalis Babel, jika kejadian perbuatan tidak menyenangkan sekaligus pelecehan terhadap profesi wartawan tersebut sama sekali tak diduga.
Kejadian itu pun bermula ketika ia bersama aktifis LSM Inakor bermaksud hendak menemui pimpinan Polres Bangka (AKBP Aris Sulistiono), Senin (30/12/2019) siang guna mengkonfirmasi soal aktifitas penambangan TI rajuk yang beroperasi diduga di kawasan terlarang dan merupakan hutan konservasi di aliran sungai di dusun Kelapa Hutan, Riding Panjang Belinyu.
Diceritakannya, berawal dirinya sebelum kejadian bersama Ivan Firnanda Ketua DPD LSM Inakor Kabupaten Bangka dan Kasrin salah satu perwakilan ormas tiba di kantor Polres Bangka, sekitar pukul 11.00 wib siang Senin,(30/12/2019).
Lanjutnya, usai berdialog dengan Kabag Ops Polres Bangka saat itu ia bersama aktifis LSM Bangka pun diajak bertemu dengan Kapolres Bangka (AKBP Aris Sulistiono). Saat bertemu Kapolres Bangka di ruangannya, Edo mengaku jika Aris sejak awal ketika mereka bertemu dan masuk ke dalam ruangan justru langsung menyinggung soal berita aktifitas tambang (TI rajuk) di kawasan Kelapa Hutan sempat dinaikan dalam media terbitanbabel.com.
Mnurut Edo, berita TI rajuk yang marak diberitakan sejumlah media daring/online saat ini dianggap Kapolres Bangka akan membuat situasi keamanan di daerah Bangka tidak 'kondusif'.
"Kondusifkanlah suasana daerah kita saat ini," ujar Edo menirukan ucapan Kapolres Bangka saat ditemui ia dan LSM saat itu.
Bahkan Kapolres Bangka diduga Edo tersinggung soal pemberitaan di medianya (terbitanbabel.com) termasuk media online yang memberitakan soal aktifitas TI rajuk di kawasan dusun Kelapa Hutan, Riding Panjang, Belinyu lantaran dalam pemberitaan menyinggung soal sikap aparat penegak hukum (APH) 'tak berdaya'.
Edo pun mengaku sangat heran, lantaran sikap Kapolres Bangka saat berdialog dengan pihaknya terkesan 'mendikte' dan tidak memberi kesempatan ia sebagai wartawan untuk menanyakan lebih jauh tanggapan Kapolres Bangka terkait aktifitas penambangan pasir timah (TI) rajuk diduga ilegal kini masih beroperasi di kawasan daearah aliran sungai (DAS), Kelapa Hutan, Riding Panjang.
"Tiap kali mau ngomong selalu dipatahin. Bahkan saat saya mau bicara seperti tidak ada kesempatan untuk menanyakan perihal aktifitas penambangan TI rajuk di kawasan itu," sesal Edo.
Namun sesaat itu pula, tanpa diduga ia dan aktifis LSM Inakor tiba-tiba pimpinan Polres Bangka ini langsung diduga menunjukan sikap arogan di hadapan mereka.
"Tiba-tiba celepooor (baaaak --- red) tangannya memukul meja. Kenapa seperti itu!," ungkap Edo seraya menirukan ucapan Kapolres Bangka saat kejadian itu.
Apakah tamparan tangan Kapolres Bangka itu cukup keras," tanya jurnalis Babel kepada Edo.
Sebaliknya Edo mengaku jika akibat tamparan tangan Kapolres Bangka di meja saat di hadapan mereka hingga menimbulkan suara cukup keras.
"Lumayanlah bunyinya dan saya ada rekamannya," tegas Edo meyakinkan.
Edo sendiri mengaku sangat menyesalkan dan kecewa atas sikap seorang perwira polisi yang bersikap arogan terhadap wartawan yang hendak melakukan kegiatan jurnalistik.
"Saya sangat kecewa dengan kinerja aparat kepolisian seperti itu bahkan mirisnya lafi saya malah dianggap sebagai provokator," ungkapnya.
Tak cuma Edo mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan dari Kapolres Bangka, namun seorang aktifis LSM Inakor, Ivan pun mengaku sempat mendapat perlakuan serupa.
"Iya ado (ada -- red) pak Kapolres nabok meja. Kami pun sempat tekejutlah (terkejutlah -- red) saat menyaksikan hal itu," ungkap Ivan Firnanda dengan ucapan kental logat bahasa khas Belinyu kepada Jurnalis Babel.
Kepada Pers, Kapolres Bangka AKBP Aris Sulistiono membantah tudingan miring dari seorang wartawan media terbitanbabel.com maupun LSM Inakor jika dirinya disebut-sebut sempat menunjukan sikap tak bersahabat.
"Sopo yang ngomong. Suruh sini!. Kita bukan gebrak meja tapi kita tuh menyampaikan laporan penegak hukum itu jadi tidak bisa di-justic. Masa kayak gitu dibilang gebrak meja wualah!," bantah Aris saat dihubungi Jurnalis Babel Selasa (30/12/2019) sore sekitar pukul 16.09 WIB usai sebelumnya dihubungi melalui pesan singkat/WhatsApp (WA).
Aris pun saat di telepon menjelaskan jika saat ditemui wartawan terbitanbabel.com dan LSM Inakor di kantor Polres Bangka, saat itu alasannya hanya bermaksud ingin mengingatkan agar wartawan dan LSM Inakor dapat menjaga situasi keamanan di daerah, dan membuat pemberitaan namun terkesan pihak aparat penegak hukum, terlebih saat ini mendekati pergantian tahun 2019-2020.
Bahkan Aris berpesan agar para awak media dapat mendukung pihak aparat penegak hukum dalam upaya menjaga situasi keamanan di daerah kondusif aman dan damai tanpa ada gejolak apapun di kalangan masyarakat.
"Aparat penegak hukum jangan didiskreditkan sebab persoalan ini tanggung jawab kita semua,' harapnya seraya ia pun menyinggung soal kasus pertambangan di daerah Batu Belubang dan Matras yang berujung menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
" Maijen : Apakah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?
Maraknya aktifitas penambangan pasir timah di kawasan DAS Kelapa Hutan, Riding Panjang Belinyu pun menuai sorotan dari pegiat ormas Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia (LMR-RI) Provinsi Babel, Kaaf Maijen.
"Jika memang terbukti kegiatan penambangan TI rajuk di kawasan itu masuk dalam area terlarang jelas sudah melanggar aturan atau undang-undang. Semestinya aparat dari intansi terkait yakni Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup harus turun mengecek ke lokasi," tegas Maijen sapaan pria ini, Senin (30/12/2019) di Pangkalpinang.
Sebaliknya ia sendiri mengaku merasa sangat miris jika aktifitas penambangan TI rajuk di lokasi setempat (Hutan Kelapa) telah beroperasi relatif lama namun tidak ada tindakan apapun dari pihak aparat penegak hukum.
"Apakah ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Lantas apakah ini merupakan sikap pembiaran pula?," sindirnya.
Terkait sikap Kapolres Bangka diduga dinilainya arogan terhadap seorang wartawan (Randu alias Edo) yang hendak menjalankan profesi jurnalistik namun mendapat perlakuan tidak menyenangkan justru mendapat perhatian serius dari pimpinan media terbitanbabel.com, Evan Satriadi.
"Sangat menyayangkan jika sikap Kapolres seperti itu di hadapan wartawan. Aneh? kok malah dia (AKBP Aris Sulistiono -- red) jadi bersikap berang? saat dikonfirmasi soal kasus penambangan di daerah Hutan Kelapa," ujar Evan kini menjabat selaku ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Babel, Senin (30/12/2019) malam di Pangkalpinang.
Lantaran diduga sikap Kapolres Bangka arogan terhadap wartawan, justru menimbulkan pertanyaan di benaknya.
"Ada apa sebenarnya dengan pak Kapolres Bangka ini. Nah ini menjadi pertanyaan dalam hati saya," sesalnya. Sebaliknya menurutnya kepolisian mesti bersikap netral dan menjadi mitra terhadap para wartawan dalam kontek menjaga keamanan di daerah menjadi kondusif dan bukan sebaliknya terkesan tidak netral. (Yuda/HPI Babel)
Komentar Anda :